Sebuah Cerita dari Balik Kamar Kosku
Aku memandangi langit-langit kamar kosku,berharap tertulis sesuatu di sana.
Namun yang kulihat hanya langit-langit yang sama seperti 3 tahun lalu.
Aku memandang keluar,tak sadar menatap kelabunya langit.Beberapa jam lalu hujan baru saja turun.
Aku memandangi burung-burung yang terbang,sedikit berkhayal bahwa aku bisa berpikir sebebas mereka.
Aku menatap pintu kamarku.Satu-satunya jalan bagiku untuk pergi ke dunia luar.
Dunia yang kadang tak bersahabat denganku.Dunia yang kadang mengecewakanku.Dunia yang kadang harus membuatku berlutut,menangis.
Aku berjalan melalui deretan kamar-kamar.Kamar itu ditinggali oleh saudari-saudariku.Terdengar suara gemerisik kertas.Mereka sedang belajar.
Melihat mereka,terkadang membuatku malu.Apa yang sudah kulakukan saat ini?Perjuanganku tidak sekeras mereka.Pantaskah aku berharap mendapatkan hasil yg memuaskan?Pantaskah aku berharap lebih?
Seharusnya aku tidak boleh kecewa saat harus menemui kegagalan.Aku tidak mau berusaha.Kesuksesan itu pun enggan menghampiriku.
Aku menoleh ke pintu kamar mandi yg tertutup.Seorang saudariku pasti sedang menggunakannya.Kutahan niatku untuk mandi.Aku harus bersabar.
Mengantri untuk mandi selama 2 tahun terakhir ini membuatku belajar banyak hal.Mengantri membuatku menjadi orang yang sabar.Sedikit menurunkan egoku.
Kulihat rendaman cucianku di dalam ember.Tadi pagi aku merendamnya di situ,berniat bahwa sore ini aku akan mencucinya.Teringat niatku itu aku mencucinya.Mencuci bajuku sendiri selama hampir 2 tahun membuatku belajar.Setiap usaha adalah sebuah proses.Sebuah proses adalah jalan untuk sebuah hal hebat.Dengan kata lain,tidak ada hal hebat yang tidak dilalui dengan sebuah proses.
Aku berbalik dan kuketuk kamar seorang saudariku.Masuk,kulihat dua orang gadis di dalamnya.Mereka bagaikan dua orang saudariku.Saat aku jatuh,mereka mengulurkan tangan,membantuku berdiri.Saat aku menangis,mereka memberiku sekotak tisu.Sebuah hal sederhana.Namun aku tahu ada hal yg sungguh luar biasa.
Aku memandang mereka.Teringat suka duka yang telah kulalui bersama mereka.Kami belajar bersama,kami tertawa bersama.Kami menonton film bersama.Seluruh momen dan kenangan itu tak akan pernah tergantikan oleh apa pun.
Aku turun ke bawah,mencari sandalku yang entah berada di mana.Akhirnya aku memakai saja sandal yang ada.Toh hidup harus apa adanya.Tidak harus mencari apa yang tidak ada.Intinya,hidup adalah bersyukur atas apa yang ada.
Kubuka pintu dan aku keluar.Di sinilah aku sekarang.Berada di sebuah jalan.Aku tak tahu harus ke mana.Merapatkan jaketku,aku berjalan pelan.Berharap jalan itu akan mengantarku pada tujuanku.
Surakarta, 22 oktober 2009
Fandita Tonyka M
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home